Senin, 09 November 2009

Menaklukan Kegelisahan


Ada banyak hal yang lupa, bahkan tidak diajarkan di bangku sekolah, maupun di tempat kuliah manapun. Yaitu belajar untuk: “Membuka Tirai Kehidupan yang Sebenarnya”. Pelajaran berharga ini hanya bisa kita dapatkan dari perenungan hidup dan cobaan- cobaan terberat yg berhasil kita taklukkan.

Jika saya misalkan ada sebuah Rumah yg sangat besar. Saat ini kita belum memasuki rumah tersebut, kita baru melihat luarnya saja. Kemudian kita akan berusaha untuk mengintip dan membuka tirainya untuk mengetahui apa yang sebenarnya ada di dalam rumah tsb.

Sama halnya dengan kehidupan, Allah yang Maha Mengetahui menciptakan manusia sebagai khalifah di muka Bumi ini. Mengujinya dengan berbagai macam cobaan, agar manusia dapat berpikir dan mengambil hikmah dari apa yang ada dibalik cobaan tersebut.

Kehidupan di Dunia selalu diwarnai dengan tawa, canda, kesedihan, dan dibumbui dengan cobaan- cobaan berat di dalamnya. Dimana ungkapan kebahagiaan kita curahkan dalam bentuk senyuman, dan ungkapan kesedihan kita curahkan dalam bentuk tetesan air mata. Dimana adanya Bumi tempat kita berpijak dan langit di atas kita merupakan bukti bahwa kita berada dalam suatu ruangan sempit.

Cobaan yg menerpa kadang membuat kita tersungkur dan merintih kesakitan. Ujian yg menghadang seringkali membuat kita kuwalahan dan menumpahkan air mata yang tiada tara. Hembusan permasalahan yg tak kunjung reda kadang membuat pundak dan kepala kita terasa sangat berat dan ingin segera mengakhiri hidup kita yg berharga. Namun, kadang buaian kenikmatan Dunia juga membuat kita melupakan segalanya. Astagfirullah hal’adzim…

Banyak teman- teman kita yang bersedih, menangis, berputus asa, menyerah, bahkan ada yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Dengan alasan sudah tidak kuat lagi menjalani kehidupan ini. MasyaAllah… Itu sangatlah keliru, padahal ia tidak tahu bahwa masih ada ujian lagi yang siap menunggunya di Alam yang lain.

Dalam kamus seorang Muslim, tidak ada kata : ‘bersedih, menangis, menyerah, dan putus asa’. Kamus kita hanya memiliki sedikit kata, yaitu kata : ‘semangat, kerja keras, dan pantang menyerah’. Itulah yang kita punya dan akan kita genggam selamanya.

Seorang muslim baru dikatakan ‘sedih’, jika ia tidak bisa menjawab pertanyaan di Alam kubur. Seorang muslim baru dikatakan ‘menangis’, jika ia tidak mempunyai cukup bekal untuk berteduh di panasnya Padang Mahsyar. Dan seorang muslim baru dikatakan ‘gagal’, jika ia tidak bisa menyeberangi jembatan Shiratal Mustaqim dan terpelanting ke Neraka.

Jadi untuk apa kita bersedih dan putus asa jika hanya menghadapi segelintir cobaan di Dunia ini..? Cobaan yang ada di Dunia ini jauuuh tidak ada apa- apanya dibandingkan dengan cobaan yg akan kita lalui kelak. Saat ini Allah masih berbaik hati mau mendengar doa dan menerima tobat kita. Namun saat umur kita sudah habis, kita mau bilang apa..? Tobat pun tak akan diterima dan Doa pun tak akan didengar. Yang akan kita rasakan hanyalah kesedihan dan kekecewaan yg mendalam karena tidak melakukan yg terbaik saat masih hidup di Dunia.

Saat ini jalan yg harus ditempuh masih panjang dan waktu yg kita miliki masih banyak, maka masih ada kesempatan untuk berubah dan melakukan yg terbaik. Pilihlah jalan hidup yg terbaik menurut hati nurani Anda. Silahkan hantam dan tundukkan Dunia ini di tangan Anda. Namun jangan lupa untuk tetap meraih dan menggapai kehidupan Akhirat. Jadilah orang- orang sukses, yang tidak hanya rakus mengejar urusan Dunia, tapi juga selalu berusaha untuk menggapai Akhirat.

Dunia ini adalah pelabuhan, kita akan transit sebentar untuk mencari dan mengambil bekal kita semaksimal mungkin, agar dapat menolong kita di Perjalanan yang lebih Jauh berikutnya. Dapat memberikan kita motivasi untuk selalu menjalani hari demi hari dengan lebih baik. Dan dapat memberi kesejukan hati serta asupan energi kepada kita agar menjadi orang- orang yang tidak pernah bersedih dan mengeluh dalam menghadapi kehidupan. Amiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar